Kesan Dari Film Alangkah Lucunya Negeri ini
Pertama sih saya agak gak berminat menonton film ini karena
saya pikir mungkin membosankan tapi karena jadwal liburan yang panjang jadi
iseng aja download. Ok yang dibahas secara spesifik di film ini adalah tentang
pendidikan di Indonesia. Diceritakan ada seorang laki-laki sarjana management
yang bernama Muluk, sedang mencari pekerjaan namun ia tak dapat
menemukannya.Bahkan saya sampai tertawa saat ada iklan di Koran yang menyatakan
bahwa ada seorang wanita bule sedang mencari calon suami yang minimal sarjana
agama atau suku bebas asalkan berpenghasilan ya ampun ini nyari suami atau
karyawan sih. Kembali lagi ke Muluk nah akhirnya Mulik ini bertemu dengan salah
seorang anak yang bekerja sebagai pencopet akhirnya Muluk dan ketua dari
anak-anak pencopet itu bekerja sama untuk membangun bisnis. Si Muluk
mendapatkan bagian 10% yang sebagian uangnya digunakan untuk nabung dan buka
usaha dari hasil nyopet sempet bikin kaget juga ternyata bisa beli sepeda
motor. OMG ini nyopet apa ngerampok ya?.
Nah Abahnya si Pipit Haji Rahmat (temen abahnya si Muluk )
minta Muluk ngajak Pipik kerja bareng dia padahal abahnya si Pipit gak tau
kerjanya si Muluk apa? Akhirnya Pipit bekerja sebagai guru agama dan syamsul
seorang sarjana pendidikan menjadi guru kewarganegaraan sedangkan si Muluk
sebagai pengembangan manusia. Nah anak-anak itu nanya kalau orang berpendidikan
nyopetnya gimana?malah dijawab dari brankas dari Bank . Pencuri yang
berpendidikan itu bukan disebut pencopet tapi Koruptor nih anak-anak malah
pingin jadi koruptor. Yang saya lucukan ada salah satu caleg dari partai asam
lambung itu partai atau nama penyakit ya?.
Disini
terdapat banyak kelucuan dan juga pelajaran di saat Abahnya Pipit, abahnya
Muluk dan abahnya Rahma (calon istrinnya Muluk) sedang berkunjung ke tempat
kerja mereka barulah orang tua mereka tau kerjaan mereka sebenarnya. Dan ada
sciena yang saat Haji Rahmat ingin membaca do’a Bos copet dating mereka bertiga
langsung berpegangan tangan :D . Akhirnya mereka pulang dengan rasa kecewa, mereka
menangis tersedu-sedu meminta ampun kepada ALLAH dan akhirnya si Pipit dan
Muluk berhenti dari pekerjaan itu. Endingnya Muluk menyerahkan tabungan sebesar
Rp 21.000.000 dan sepeda motor kepada bos pencopet dan menyarankan anak-anak
untuk mengasong.Namun saat mengasong mereka dikejar satpol PP dan Muluk yang
ada disana saat kejadian langsung membela mereka. Muluk bertanya ,”kenapa
anak-anak yang bekerja dengan halal harus ditangkap?kenapa gk koruptor aja yang
kalian tangkap?” . Satpol PP nya menjawab,
“soalnya koruptor tidak mengganggu lalu lintas?”.Dan akhirnya Muluklah
yang ditangkap oleh satpol PP.
Haha sungguh miris pendidikan di Indonesiaku, mereka yang
kaya bertambah kaya yang miskin malah bertambah miskin. Korupsi memelaratkan
rakyat, menyengsarakan rakyat tapi lihatlah penjara koruptor malah lebih mewah
dari hotel sedangkan pencuri ayam seharga Rp 40.000 saja harus berisi 19 orang.
Masa depan koruptor setelah bebas itu cerah coba kalau pencuri kecil udah hidup
aja masih untung. Ada sebuah dialog yang membuat hati saya terenyuh
mendengarnya dikatakan pendidikan itu penting kalau ada koneksi. Dan itu
benar-benar terjadi dalam kehidupan saya.
Read Users' Comments (0)